Sebagai plastik yang ramah lingkungan, ecoplas dapat terurai dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan hasil tes di Sucopindo, ecoplas bisa terurai dalam waktu rata-rata hanya 10 minggu. Namun tentu waktu untuk terurai itu akan berbeda-beda di setiap tempat. Ini berkaitan dengan organisme tanah. Kita tidak bisa mengontrol organisme tanah, jadi bisa saja terurai lebih cepat atau lebih lambat.
Karena berbahan dasar tepung tapioka, ketika dibuang ke tanah, ecoplas akan segera diserbu mikroorganisme tanah. Mikroorganisme itulah yang akan mengonsumsi ecoplas dan membuat plastik produksi 100 persen Indonesia itu terurai. Saat ini, ecoplas telah dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Tidak hanya di dalam negeri, produk karya anak bangsa ini juga telah dipasarkan ke beberapa negara tetangga, seperti Singapura dan Amerika.
Proses pembuatan kantong kemasan dari singkong membutuhkan 3 tahapan. Tahap pertama adalah tepung singkong dan minyak nabati diolah dengan mesin khusus menjadi biji pellet singkong. Biji pellet singkong inilah yang menjadi bahan dasar pembuatan kantong kemasan.
Setelah itu, biji pellet diproses dengan mesin untuk dihasilkan kantong. Bahan kantong yang telah dihasilkan kemudian dicetak menjadi kantong kemasan sesuai ukuran.
Berikut gambar mesin pembuat plastik dari singkong
Dikatakan dia, mesin yang diberi nama Enviplast ini dibuat dan diproduksi di China. Mesin ini selain dipamerkan juga dijual dengan harga antara Rp 500 juta hingga Rp 600 juta/unitnya.
"Selain kita pamerkan kita juga akan jual mesin harga tersebut. Tetapi 1 mesin yang kita jual itu terdiri dari 3 set mesin. Mesin ini mempunyai kapasitas produksi 22-25 kg kantong kemasan/jam," imbuhnya.
1 comments:
Yang dimaksud 3 set mesin terdiri dari mesin apa saja gan? dan total harga mesin 3 set tsb berapa ?
Post a Comment