5 Hal Yang Cuma Bisa Dilakukan Cewek

0 comments
Sebelum menulis artikel ini, hal pertama yang terlintas di pikiran gue saat membaca judulnya adalah diskriminasi gender. Kenapa? Karena banyak banget hal-hal yang bisa dilakukan sesama cewek, tapi cowok nggak. Entah, mungkin bagi beberapa orang mungkin ini hal yang nggak wajar. Tapi sebenernya ini tanda bahwa emansipasi wanita udah dilakukan, bahkan sampe kelewatan
Padahal apa bedanya cewek sama cowok? Cowok selalu salah? Memang. Cowok emang nggak boleh akrab dengan temannya seperti halnya cewek? Nggak kan? Seringkali gue ngeliat, dua cewek yang keakrabannya terlalu overdosis tapi dilihatnya tetep normal. Sedangkan, giliran ada dua cowok yang baru akrab dikit aja orang-orang di sekitar udah ngerasa ilfeel
Berangkat dari hal itulah gue ngebahas hal ini, hal-hal yang cuma wajar dilakukan oleh cewek, tapi kalo cowok enggak.
5 Hal Yang Cuma Bisa Dilakukan Cewek

1. Pelukan
Pernah nggak sih kamu-kamu liat dua orang cewek yang pelukan di depan umum? Pasti pernah, atau bahkan sering banget. Dan hal itu dianggap wajar-wajar aja oleh orang di sekiarnya.
Tapi beda lagi kalo yang melakukan itu cowok. Misalnya, saat di tengah keramaian ada dua cowok yang sedang berpapasan, lalu mereka berdua berlari seperti di film India, dan kemudian berpelukan erat layaknya teletubbies reunian
Orang-orang yang melihatnya pasti langsung memasang mimik wajah jijik, aneh dan risih. Yang terpampang di pikiran mereka pasti hal negatif, padahal kan belum tentu. Bisa aja dua orang cowok yang lagi berpelukan itu saudara kandung yang udah jutaan tahun nggak ketemu

2. Gandengan Tangan
Layaknya sepasang kekasih yang nggak pengin terpisah. Adalah suatu hal yang wajar kalo sesama cewek berpegangan tangan di tempat umum. Orang-orang yang melihat akan berpikiran “Wah, tuh cewek pasti sahabatan, akrab banget deh sampe gandengan tangan gitu
Wait! Coba yang gandengan itu sesama cowok. Pemikiran orang yang melihatnya berbah 182.463.765.745 derajat jadi. “ASTAGA! KIAMAT UDAH DEKAT! SELAMATKAN KAMI TUHAAAN!
Padahal kan cowok yang gandengan tangan itu belum tentu mereka ‘gitu.’ Bisa aja mereka gandengan tangan karena salah satu dari mereka nggak sengaja ketumpahan power glue, terus pas mereka ketemu melakukan toss. Atau bisa juga dua cowok itu kembar siam di tangan, jadi ke mana-mana ya gandengan. Bisa aja kan?

3. Cipika-Cipiki
Saat bertemu dengan sesamanya, umumnya cewek pasti melakukan ritual cipika-cipiki sebelum melakukan ibadah gosip dan ketawa kenceng-kenceng kayak kuntilanak lagi nonton stand up. Lihatlah para cewek itu yang cipika-cipiki, dan itu adalah hal yang wajar
Sekali lagi, semua itu akan terlihat teramat-sangat-anjir-jauh-berbeda-banget kalo yang cipika-cipiki adalah cowok. Orang-orang yang melihat akan merasa risih dan buang muka sambil berkata dalam hati, “Semoga aku selalu berada di jalan yang benar.”
Tapi kan nggak gitu juga. Bisa aja kan di pipi para cowok itu ada semacam medan magnet +/-, yang membuat pipi mereka menempel bergantian saat bertemu. Jangan mikir negatif dulu dong!

4. Foto Bareng
Di zaman sekarang yang sedang terjajah budaya selfie, rasa-rasanya udah nggak aneh kalo dua cewek foto bareng, dan update fotonya ke social media seperti Instagram, Twitter, Facebook, Path, Nimbuzz, dan MIRc.
Lain halnya kalo yang ngelakuin foto berdua itu adalah cowok. Pada saat mereka foto bareng dan meng-upload hasil fotonya ke social media, bisa dipastikan dalam waktu kurang dari 1/2x24 jam, foto itu akan ramai dengan komentar-komentar pedas, satir, sindiran, celaan, bahkan gugatan untuk segera menghapus fotonya. Pahit

5. Suap-Suapan Makan
Gue pernah suatu kali saat lagi makan di sebuah kafe, ada dua orang cowok yang lagi makan berdua dan duduk berhadapan. Mereka berdua memiliki tampang yang cukup ganteng dan postur atletis. Saat itu, gue duduk nggak jauh dari mereka, jaraknya sekitar 20 hektar dari meja gue makan
Menuruti rasa penasaran, gue memberanikan diri untuk curi-curi pandang sambil sesekali menyendokkan makanan yang gue pesan. Lalu nggak lama kemudian salah satu dari cowok itu menyuapi cowok yang satunya lagi. Melihat itu, gue langsung nelen garpu tanpa dikunyah
Saat peristiwa itu terjadi, terdengar bisikan dari orang di sekeliling gue makan. Orang-orang itu ada yang bilang, “Gusti paringono sabar, pertanda apa ini liat sesama cowok makannya suap-suapan.” Ada juga yang ngomong sama temen semejanya, “Mau mesra-mesraan nggak di tempat umum kayak gini kali,” dan ada juga yang nyeletuk, “Bro, bayarin gue makan ya..
Bisa kita nilai, dua orang cowok yang makannya suap-suapan itu terkesan negatif dengan tanda kutip. Beda hal kalo yang suap-suapan itu cewek. Padahal bisa aja cowok yang disuapin itu tangannya kena stroke atau lagi diiket pake rantai di bangkunya, jadi nggak bisa makan pake tangan sehingga harus disuapin


Ya begitu deh, kita semua tau kadang dunia memang nggak adil buat cowok. Hingga sampai saat ini, kita masih belum bisa toleransi dengah hal-hal seperti ini, menganggapnya sebagai hal yang nggak wajar dan tabu.
Nah menurut kamu, hal apa lagi yang cuma bisa dilakuin sama cewek tapi nggak bisa dilakuin cowok? Share juga yah!

Hal Yang Seharusnya Diajarkan Di Sekolah-Sekolah Indonesia

0 comments


Pendidikan yang kurang baik kerap dianggap jadi sumber berbagai permasalahan di negeri ini. Lihat saja pendapat pakar setiap ada permasalahan yang menyerang Indonesia. Jika dirunut, ujung-ujungnya balik ke pendidikan lagi. Tapi kalau memang ada yang salah dengan pendidikan kita, sebenarnya apa yang sih harus diubah?

Kali ini akan dipaparkan beberapa hal sederhana yang luput diajarkan dalam sistem pendidikan kita. Ini bukan soal pelajaran sains rumit yang bisa memenangkan Indonesia di Olimpiade internasional. Tapi tentang bagaimana pendidikan sepatutnya membentuk anak-anak Indonesia jadi sebaik-baiknya manusia.

1. Etika Berkendara Dengan Sopan.

 


Lihat deh kondisi lalu lintas kita beberapa tahun terakhir. Tidak hanya semakin macet, tapi juga makin carut-marut. Di jalan raya semua orang ingin jadi pemenang. Motor menyalip dari sebelah kiri. Mobil membunyikan klaksonnya di malam hari. Seseorang akan tanpa dosa mengambil jalur kiri jalan, kemudian langsung belok ke kanan. Menyebabkan pengendara lain terkaget-kaget menyesuaikan diri.

Cara berkendara adalah cermin dari perilaku kita sebagai manusia. Jangan kaget kalau di Indonesia banyak orang yang tega mengambil harta rakyat yang bukan haknya. Itu sudah tercermin dari perilakunya di jalan raya. Seandainya aja etika berkendara diajarkan dari kecil. Menyadarkan bahwa ada hak orang lain yang terkebiri kalau kita bertindak ngawur di jalanan.

2. Mata Pelajaran “Bertanya”

 

Orang Indonesia itu cerdas. Kalau kamu punya kesempatan menempuh pendidikan di luar negeri, kamu akan mengakui hal ini. Pemahaman kognitif kita gak kalah kok sama orang asing. Sayangnya, kita masih malu-malu bertanya dan mengungkapkan pendapat. Padahal bertanya itu penting lho. Bukan cuma sekedar mencari jawaban atas hal yang belum kamu tahu. Proses bertanya juga membuka pola pikirmu.

Demi meningkatkan keinginan untuk bertanya, sekolah perlu punya kelas khusus bertanya. Dalam kelas tersebut anak-anak bebas menanyakan apapun. Mulai dari hal yang terkait pelajaran sampai hal konyol yang nggak ada kaitannya sama sekolah.

Guru juga wajib memberikan jawaban yang “adil”. Kalau nggak tahu ya bilang aja nggak tahu. Dengan kelas khusus bertanya anak-anak akan lebih berani mengungkapkan pendapat mereka.

3. Mata Pelajaran “Berpikir Kreatif”


Guru: “Ayo anak-anak, coba gambar pemandangan!”

Template anak Indonesia: Dua gundukan gunung, matahari di tengah, sawah di bawahnya.

Salah satu kekurangan sistem pendidikan kita adalah sempitnya ruang bagi kreativitas. Kita terlalu terbiasa dibentuk menjadi “seragam”. Jadi berbeda dari teman-teman dan lingkungan terasa menakutkan. Padahal, menjadi berbeda itu wajar banget. Nggak ada yang salah dari mengambil sikap yang berseberangan dengan teman-temanmu, selama kamu punya argumen.

Sekolah di Indonesia perlu punya mata pelajaran “Berpikir Kreatif” di semua tingkat pendidikan. Di kelas ini anak-anak bebas mengembangkan ide mereka sendiri untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Disini kamu bisa menciptakan rumus bagi soal matematika, kamu bisa menulis naskah drama, bisa membuat film untuk membantumu memahami soal Kimia.

4. Sejarah Dunia


Dari SD sampai SMA pelajaran tentang seharah dunia yang kita terima hanya sebatas Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2. Padahal banyak peristiwa sejarah yang terjadi diluar Indonesia yang perlu kita ketahui. Bagaimana sejarah penjajahan negara Asia lain dan bagaimana mereka menghadapinya.

Bagaimana tragedi kemanusiaan di Rwanda, Bosnia, serta Chechnya terjadi. Bagaimana peliknya konflik agama di belahan dunia lain. Sampai juga fenomena negara gagal.

Memiliki pemahaman yang menyeluruh soal sejarah dunia akan membuat generasi Indonesia sadar bahwa hal yang terjadi di Indonesia juga terjadi di luar negeri. Dan kalau orang-orang asing itu bisa menghadapinya, kenapa kita tidak?

5. Mempertanyakan Sejarah

 

Pernahkah kamu bertanya kenapa Belanda bisa begitu lama menjajah Indonesia? Atau sesederhana, “Siapa yang bersalah dalam peristiwa 1965?“. Mempertanyakan fakta sejarah memang belum jadi kebiasaan yang lazim dilakukan oleh orang Indonesia. Kita terbiasa menerima sebuah fakta sejarah mentah-mentah dari sebuah sumber, tanpa pernah mencari fakta tandingannya.

Padahal mempertanyakan fakta sejarah bisa membuat kita jadi orang yang kritis dan berpengetahuan luas. Kita jadi terbiasa mengumpulkan data tambahan sebelum memutuskan untuk sepakat atau tidak sepakat terhadap suatu hal. Apabila sedari kecil anak-anak Indonesia sudah diberi ruang untuk berani kritis terhadap fakta sejarah, kecintaan mereka pada Indonesia bisa semakin dalam.

6. Ideologi Dunia

 

Walau kita yakin sepenuhnya pada ideologi Pancasila, bukan berarti ideologi lain layak disalahkan dan jadi musuh bersama. Anak-anak Indonesia perlu tahu apa itu komunisme, fasisme, sosialisme, liberalisme, kapitalisme, atau humanisme sekuler – secara lengkap dan adil. Mulai dari pemikiran yang ada dibaliknya hingga pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dari keberhasilan dan kegagalan yang terjadi di negara atau masyarakat penganut ideologi tersebut.

Kita nggak berhak mengatakan sesuatu buruk, salah dan layak dihakimi sebelum tahu dengan mendalam bukan?

7. Menggunakan Social Media Dengan Bijak

 

Fenomena ABG Labil, Anak Alay, Kimcil dan Terong-Terongan menunjukkan betapa lemahnya anak muda kita dalam hal pemanfaatan media sosial. Postingan galau soal perihnya putus cinta memenuhi lini masa. Tidak jarang foto yang bersifat pribadi juga dengan murah diunggah ke berbagai situs pertemanan.

Penting bagi sekolah untuk mengajarkan bahwa anak muda harus cerdik dalam memanfaatkan media sosial. Sekali sesuatu terposting via internet, dia akan menyebar dan jadi milik publik. Padahal rekam jejakmu di media sosial juga akan jadi bahan pertimbangan saat kelak melamar pekerjaan. Pendidikan kita sayangnya belum memberikan pemahaman menyeluruh soal menggunakan media sosial dengan tepat.

8. Sopan Santun Sederhana

 

Saat naik eskalator di mall, pernahkah kamu berpikir untuk berdiri di sisi kanan/kiri saja sehingga orang yang terburu-buru bisa lewat? Apakah kamu sudah biasa bertanya, “Mau lantai berapa, Bapak/Ibu?” kalau kamu berada di dekat tombol lift? Atau pernahkah kamu diajari bagaimana caranya menyajikan minuman untuk tamu atau bagaimana cara menghadapi telepon salah sambung? Kalau jawabanmu tidak, berarti kamu sama dengan saya. Saya belajar sopan santun bukan dari sekolah.

Sekolah di Indonesia barangkali terlalu sibuk menyiapkan muridnya untuk lulus UN. Dibanding mempersiapkan mereka jadi anak-anak santun. Maka gak jarang kita akan menemui anak pintar yang kemampuan sosialnya nol besar. Bagaimanapun, kita ini tetap bangsa timur yang menjunjung tinggi sopan santun. Pendidikan soal sopan santun wajib masuk dalam kurikulum kita.

9. Hidup Bersama Orang Dengan Keterbatasan Fisik Dan Autisme

 

Pendidikan inklusi sudah jadi hal yang wajar bagi banyak negara di dunia. Sayang, di Indonesia hal ini masih jarang ditemui. Coba deh hitung, sekian lama bersekolah seberapa sering kamu punya teman yang menggunakan kursi roda? Pernahkah kamu duduk sebangku dengan dia yang visi penglihatannya lemah? Pernahkah kamu membantu teman penderita autisme untuk duduk tenang dan menyimak pelajaran?

Bukannya menerima dan menghargai mereka, kita justru lebih terbiasa mengolok dan mencibir. Ini bukan sepenuhnya kesalahan kita. Sedari kecil kita memang tidak terbiasa diajarkan untuk hidup bersisian dengan kawan-kawan yang berkebutuhan khusus. Kalau pendidikan kita tidak diubah jadi lebih inklusif, kapan lingkaran setan diskriminasi di Indonesia akan selesai?

10. Keterampilan Mengelola Uang Dan Berinvestasi

 

Kita belajar skema debet-kredit, utang-piutang dan berbagai tipe pembukuan yang rumit. Pemahaman dasar ilmu akuntansi bahkan telah dikuasai di sma. Tapi apakah dengan itu kemampuan anak-anak Indonesia mengelola uang menjadi semakin baik? Sayangnya, tidak juga tuh. Walau sudah punya dasar teknis mengatur uang, aplikasinya sehari-hari masih jauh dari harapan.

Selain diajari cara membuat pembukuan yang balance, akan oke banget jika sekolah juga mengajarkan bagaimana mengelola uang yang baik dan bagaimana anak muda bisa mulai berinvestasi. Seharusnya sedari kecil kita diajari untuk melihat uang sebagai modal untuk menghasilkan penghasilan yang berlipat ganda. Bukan hanya sebagai komoditas yang bisa dibelanjakan.

11. Pelajaran “Mendengarkan”

 

Ada sebuah debat antar pengacara di TV swasta nasional kita, sebut aja nama acaranya “Indonesia Lauyier Clubzz”. Di acara tersebut pengacara nasional Indonesia malah tampak seperti anak SD yang sedang berdebat kusir. Saling lempar argumen, gak mau kalah, memotong pembicaraan lawan bicara sebelum yang bersangkutan selesai menyampaikan pendapat.

Kita memang bukan bangsa yang punya kemampuan mendengar dengan baik. Debat kita anggap sebagai pertarungan. Bukan sebagai tempat tukar pendapat. Seandainya saja ada mata pelajaran “Mendengarkan” di sekolah kita.

Anak-anak akan didudukkan berpasangan, saling mengungkapkan argumen terhadap suatu isu. Tapi lawan bicara gak boleh menyelamu sampai pendapatmu selesai diungkapkan. Mereka wajib mendengarkan dan mencatat poin yang kamu sampaikan. Kalau cara menjadi pendengar yang baik ini diajarkan dari tingkat pendidikan terendah, cara bertukar pendapat di negeri kita akan lebih sehat.

12. Menghargai Karya Seni

 

Temanmu yang suka berpuisi di linimasa Twitter kamu ejek sebagai orang galau. Dia yang suka corat-coret di sketch-book dianggap aneh dan gak keren. Padahal dibanding kamu yang suka nge-bully, mereka lebih keren karena bisa menghasilkan karya seni loh!

Anak-anak Indonesia perlu diajarkan untuk membedakan:

    Galau vs Puitis
    Artistik vs Ngawur
    Cupu vs Nyeni


Satu-satunya cara agar mereka bisa menarik garis perbedaan yang jelas adalah dengan mengenalkan berbagai karya seni sedini mungkin. Gak cuma membaca puisi, tapi anak-anak Indonesia juga perlu dikenalkan bahwa puisi adalah media pembebasan bagi manusia.

Gak cuma dikenalin nama-nama pelukis, mereka juga perlu tahu kisah dibalik lukisan tersebut. Bagaimana ide abstrak atau impresionistis bisa dieksekusi jadi gambar di kanvas. Bagaimana orang-orang di luar sana rela membayar mahal demi membeli hasil karya tersebut.

Tentu aja manusia bisa bertahan tanpa seni. Kasarnya: untuk tetap hidup kita cuma butuh makan, mandi, ngantor, tidur. Tahu-tahu sakit dan meninggal. Pertanyaan sebenarnya: maukah kita hidup dengan cara se-mekanistis itu?

13. Memanfaatkan Internet

 

Sekarang anak TK aja udah tahu apa itu internet. Tapi kita masih jadi bangsa yang bisanya mengkonsumsi saja, tanpa bisa memanfaatkan internet sebagai peluang. Padahal kemajuan teknologi informasi memungkinkan kita mengembangkan ide-ide bisnis dengan murah dan mudah.

Pelajaran sederhana tentang bahasa pemrograman dasar, bagaimana memanfaatkan akun media sosial untuk jadi sumber penghasilan tambahan hingga cara membentuk start-up company berbasis internet layak masuk kurikulum pendidikan kita.

14. Jadi Relawan. Berkontribusi Langsung Untuk Masyarakat

 

Kita adalah bangsa yang punya gagasan dan idealisme besar. Tapi sayang, kadang tangan kita tidak cukup ringan untuk bekerja keras mewujudkan apa yang ada di otak. Bukannya diajarkan untuk menjadi relawan dan berkontribusi langsung ke masyarakat, sedari kecil kita hanya diajarkan untuk berargumen dan menciptakan retorika.

Kalau ingin Indonesia berubah kita perlu mulai sadar diri untuk memberikan sesuatu pada negara yang kita cintai. Sejak masih duduk di bangku sekolah anak-anak perlu diajarkan bahwa dalam dirinya selalu ada yang bisa diberikan untuk orang lain. Jadi relawan dan turun langsung ke masyarakat nggak harus dilakukan oleh mereka yang sudah ahli.

6 Gaya Pacaran Paling Beresiko di Kalangan Remaja Jaman Sekarang

0 comments
6 Gaya Pacaran Paling Beresiko di Kalangan Remaja Jaman Sekarang
Masa remaja adalah masa yang paling indah sekaligus masa yang paling mudah membuat kehancuran. Memang menyenangkan bila dikerjakan, namun penyesalan selalu datang akhir dengan kekecewaan yang teramat dalam. Banyak kaum remaja pernah merasakan jatuh cinta dan menjalin hubungan lebih serius. Namun demikian, fenomena yang terjadi mengungkapkan banyaknya penyimpangan oleh kaum remaja dalam berpacaran. Apa saja itu? Berikut merupakan 6 Tren berpacaran paling beresiko di kalangan remaja

1. Hobi berpacaran di tempat gelap.

Baca judulnya sudah pasti agan berpikir mengarah ke hal-hal negatif. Dan kenyataannya memang benar begitu, kaum remaja sekarang lebih menyukai kencan di tempat yang terkesan gelap dan sepi sehingga tidak akan ada yang mengganggu acara "bermesraan" mereka. Nah di sinilah setan membujuk manusia untuk berbuat nista..
Komentar untuk kaum pria: jika memang merasa ingin melakukan hubungan yang serius, bukannya lebih baik berpacaran di rumah si wanita? Dengan begitu tidak akan ada kecurigaan antara orang tua dan anak serta orang tua dapat memantau aktivitas anak sehingga hal-hal negatif yang ditakutkan orang tua tidak akan terjadi. Perlu diwaspadai bagi lelaki yang sering mengajak gadis pujaannya keluar rumah, ditengarai lelaki tersebut punya kehendak tidak baik .

2. Cewek mengukir nama kekasihnya di lengan dengan benda tajam.

Ngeri deh saat liat kelakuan anak remaja yang ini... , Fenomena ini bukan lagi isapan jempol belaka. Banyak gadis (biasanya anak alay) yang mengukir nama kekasihnya di lengan mereka sebagai tanda cinta abadi. Jika dipikir-pikir nih (logika dan pemikiran ilmiah) alasan ini benar-benar gak masuk akal. Bayangin jika suatu hari hubungan keduanya kandas? gimana yah tuh?

3. Sepasang kekasih melukai jari telunjuk hingga berdarah kemudian menempelkan satu sama lain.

Kegiatan ini dimulai dengan menusukkan ujung jari telunjuk dengan benda tajam seperti tangkai kayu lancip atau pecahan kaca oleh sepasang kekasih. Ritual ini dibarengi dengan ucapan janji sehidup semati dan diakhiri dengan pagutan -ciuman bibir-. Terdengar romantis memang, cara ini sempat dipublikasikan melalui video klip Agnes Monica di lagu yang berjudul tanpa kekasih. Jika dikaji ulang, kegiatan ini sama-sama tidak bermutu. Belum tentu cara ini mampu mengutuhkan rasa cinta dan belum pasti pula janji mereka dapat terlaksana.

4. Hobi pacaran di kamar

Berpacaran di kamar juga merupakan cara yang aneh dalam memilih tempat bermesraan. Dan, jika tempatnya sudah di kamar pasti pemikiran negatif makin mencuat. Untuk kalimat selanjutnya, bisa diimajinasikan sendiri menurut kreatifitas masing-masing

5. Pacaran di Tempat Sepi

Pasti sudah taukan hal yang ini.. sering kali kita melihat 2 pasangan di tempat sepi yang sedang asik berpacaran.. bila kalian tahu semakin sepi tempat yang di tempati untuk berpacaran, semakin aneh hal-hal yang terlintas di pikiran kita, dan besar pula peluang untuk melakukannya

6. Mempersembahkan keperawanan sebagai tanda cinta dan kepercayaan.

Bukan lagi hal aneh dijaman sekarang, bila gadis remaja di jaman sekarang banyak yang tidak lagi perawan dibandingkan gadis di jaman dulu. Tontonan yang tidak layak, lingkungan yang kotor, dan cinta yang berlebihan merupakan hal utama yang mendorong laki-laki untuk melakukannya..

 Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan.
Harus datang akhir dari masa di mana orang mengambil keuntungan dari mengatakan dan melakukan yang tidak jujur kepada kita dan kepada mereka yang kita cintai.
kamu tak akan bisa mengubah kesalahan kemarin, tapi kamu bisa memulai yang baru dengan cermin kesalahan kemarin
Terkadang kamu harus menutup pintu hati sementara untuk skedar menyakinkanmu bahwa hanya ia yang tepat boleh membukanya